Shiendtha Saraswati

Minggu, 27 November 2011

Cara Menginstal UBUNTU 10.04


Insta­lasi Ubuntu secara teori san­gat mudah. Tapi prak­tiknya saya butuh 2 hari lebih untuk bisa men­gin­stall Ubuntu ke lap­top karena masalah driver,
Perlu dike­tahui kalau saya meng­gu­nakan lap­top den­gan sis­tem dual boot antara Win­dows XPdan Ubuntu. Sudah banyak guide ten­tang cara cara men­gin­stal dua OS berbeda ke dalam satu lap­top dan tidak perlu diu­langi lagi.
Insta­lasi UbuntuBerikut langkah-langkah insta­lasi Ubuntu. Karena CD-ROM saya error, maka insta­lasi ini dilakukan via Live USB.
1.Download ISO Ubuntu.
Ada banyak mir­ror server di Indone­sia. Tidak harus men­dowload dari situs resmi Ubun­tuk untuk men­da­p­atkan ISO rilis ter­baru. Salah satu tem­pat bagus untuk men­cari lokasi server lokal adalah lewat situs kambing.ui.ac.id, karena mereka juga mem­buat list berba­gai mir­ror server dari berba­gai uni­ver­si­tas. Anda juga bisa men­gun­jun­gaihttp://ubuntu.pesat.net.id/releases/ dan memilih versi Ubuntu mana yang cocok. Untuk lap­top, saya lebih suka meng­gu­nakan vesi Ubuntu desktop.
2. Down­load pro­gram Unet­bootin.
Unet­bootin adalah pro­gram kecil yang bisa mem­buat Live USB dari ISO. San­gat ideal untuk lap­top yang CD-ROMnya error seperti punya saya. Saya men­down­load Unet­bootin untuk versi Win­dows. Jadi pem­bu­atan Live USB Ubuntu ini dilakukan under Win­dows, hehe.. (iro­nis ya)
Buat Live USB Ubuntu den­gan Unet­bootin. Sete­lah Live USB jadi, jan­gan lupa men­gubah set­ting boot pri­or­ity di BIOS (remov­able disk pal­ing atas) agar bisa boot­ing dari USB. Kalau BIOSAnda tidak sup­port untuk boot­ing via USB, lalu CDROM juga error, well… just stop read­ing this. Wont do you any good.
Sete­lah boot­ing dari USB, lalu hen­dak men­gin­stal, tiba-tiba mak jegagik ERROR… lap­top saya hang.. freezes.. what the heck…
Terny­ata penye­bab­nya masalah grafis. Saya meng­gu­nakan NVIDIA onboard G102 M dan seper­tinya ada graphic issue den­gan Ubuntu. Karena dicoba berapa kali pun tetap hang, akhirnya saya meng­gu­nakan jalan memu­tar, yakni insta­lasi dalam kon­disi graphic safe-mode on.
Caranya, begitu Anda masuk ke tampi­lan petama Live USB, segera tekan F6, yang akan mem­bawa Anda ke layar con­sole. Cari kali­mat “quiet splash” di con­sole, lalu arahkan cur­sor dan cukup tam­bah satu kata lagi sesu­dah­nya, yakni nomod­e­set, hingga jadi “quiet splash nomodeset”.Berikut gam­barnya biar lebih jelas.
Lalu tekan Ctrl X untuk reboot, dan voila! Akhirnya saya bisa mem­by­pass boot screen yang bikin hang itu dan masuk ke tampi­lan awal insta­lasi Ubuntu.
3. Install Ubuntu secara nor­mal
Di sini proses inta­lasi cukup mudah, ham­pir samalah seperti insta­lasi Win­dows. Yang perlu diper­hatikan pal­ing hanya ketika sam­pai ke bagian par­tisi. Baik ketika masih meng­gu­nakan Man­driva, saya selalu memilih opsi ‘advanced par­ti­tion’ karena kita bisa memilih sendiri mau men­gin­stall di mana. Saya meng­gu­nakan tiga par­tisi untuk Ubuntu.
Dev 6 , mount point /, ext4
Swap
Dev 8, mount home, ext4
Semua proses ini insta­lasi ini sebaiknya dilakukan ketika kom­puter atau lap­top Anda memi­liki akses inter­net. Sebab sete­lah Ubuntu terin­stal, masih ada graphic issue tadi yang harus diselesaikan.
Caranya mudah. Anda ting­gal klik Sys­tem > Admin­is­tra­tion > Hard­ware Dri­vers, agar Ubuntu bisa men­cari dri­ver yang cocok untuk hard­ware Anda.Kalau lap­top Anda ter­ma­suk kuno dan khawatir Ubuntu tidak bisa lang­sung mende­teksi modem, maka cara pal­ing safe adalah men­gin­stal Ubuntu di tem­pat yang punya akses hotspot seperti di cafe. Seti­daknya kalau insta­lasi gagal masih bisa tetap ngopi-ngopi hingga tidak ter­lalu stress.
Kalau Anda memi­liki graphic issue tapi tidak punya akses inter­net, maka opsi “nomod­e­set” itu untuk semen­tara harus dibuat per­ma­nen. Ketika Anda mengetik “nomod­e­set” di langkah sebelum­nya lalu Ctrl X untuk reboot, opsi itu tidak ter­sim­pan secara per­ma­nen. Untuk mem­bu­at­nya per­ma­nen, Anda harus mengedit Grub, yang meru­pakan boot­loader Ubuntu.
Berikut cara mengedit nomod­e­set di Grub
buka ter­mi­nal, lalu ketik
sudo gedit /etc/default/grub (masukkan pass­word kalau diminta)
Gedit adalah pogram macam Notepad di Win­dows yang secara default terin­stall di Ubuntu 10.04 LTS.
Cari kata “quiet splash” seperti tadi lalu tam­bahkan nomod­e­set di belakangnya, lalu save dan exit.
Lalu ketik lagi
sudo update-grub (untuk meng-update peruba­han konfirgurasi).
That’s it. Nomod­e­set sudah per­ma­nen dan boot screen akan selalu diby­pass setiap boot­ing. Kalau hen­dak men­gak­tifkan boot screen, maka nomod­e­set ting­gal diha­pus lewat proses yang sama seperti di atas.
Pasca insta­lasi, What’s Next?
Sete­lah Ubuntu terin­stall, dan Anda punya akses inter­net, maka langkah selan­jut­nya adalah men­gup­date Ubuntu 10.04 agar siap tem­pur.
Klik Sys­tem > Admin­is­tra­tion > Update Manager
Saya sarankan Anda untuk men­gup­date semua pro­gram yang terdaf­tar di Update Man­ager agar Ubuntu Anda tidak ter­lalu kuno.
Sete­lah update sele­sai, yang jum­lah­nya lumayan banyak (saya men­down­load sek­i­tar 120 MB) dari fresh install sam­pai update semua pro­gram di list, apakah Ubuntu sudah siap pakai?
Belum sih. Karena berba­gai update itu lebih bersi­fat update file sis­tem saja, belum yang lain-lain. Fire­fox mis­al­nya secara default yang terin­stall adalah fire­fox versi 3, pada­hal fire­fox sekarang sudah sam­pai versi 7. Terus mau den­gerin musik den­gan file mp3 juga belum bisa, karena Ubuntu tidak kenal apa itu mp3. Ibarat rumah, OS Ubuntu itu masih kosong, belum ada per­ab­otan sama sekali. Kalau cuma buat ngetik saja sih bisa, Tapi masak kom­puter ga ada hiburannya?
Karena itu proses ini masih belum sele­sai. Rumah kosong itu harus diisi “per­abot” biar nya­man dipakai. Tapi sebelum mulai mengisi per­abot, Anda harus paham lebih dulu apa yang dise­but PPA (Per­sonal Pack­age Source)
Berbeda dari Win­dows yang insta­lasi pro­gram dilakukan lewat down­load file exe, program-program dalam Ubuntu diin­stal lewat repos­i­to­ries.
Repos­i­to­ries adalah kumpu­lan soft­ware yang dikelu­arkan oleh Ubuntu. Ketika update sebuah pro­gram dirilis, maka pen­gelola repos­i­to­ries ting­gal mema­sukkan update itu ke dalam repos­i­to­ries dan para users Ubuntu (karena ala­mat repos­i­to­ries Ubuntu ter­sim­pan di sis­tem) ting­gal men­jalankan update pro­gram untuk men­dowload soft­ware tersebut.
Tapi selain repos­i­to­ries resmi Ubuntu, masih banyak repos­i­to­ries lain yang biasanya hanya ter­diri dari beber­apa pro­gram kecil yang dikelola oleh per­oran­gan atau komu­ni­tas. Repos­i­to­ries ini­lah yang dise­but PPA, yang bakal jadi sum­ber lain untuk menghias rumah Ubuntu yang masih kosong itu.
Beber­apa aplikasi stan­dar
Sete­lah update sys­tem beres, selan­jut­nya tingga men­gin­stal berba­gai codec atau pro­gram yang tidak terin­stall secara default di Ubuntu lucid.
Saya mem­baca beber­apa guide pasca insta­lasi Ubuntu. Namun dari berba­gai guide, saya merasa guide ini adalah yang pal­ing lengkap. Mak­lum, dit­ulis oleh kon­sul­tan kea­manan kom­puter hehe.
Meski tidak semua dari guide itu saya ter­ap­kan di kom­puter. Saya mis­al­nya merasa tidak ada per­lunya men­gin­stal anti-virus atau adobe reader. Doc­u­ment viewer bawaan Ubuntu sudah men­cukupi untuk mem­buka file-file PDF, Kalau sam­pai men­down­load sek­i­tar 100 MB lagi hanya untuk men­gin­stal adobe reader rasanya kok berlebihan.
Berikut aplikasi-aplikasi yang saya tam­bahkan pasca insta­lasi Ubuntu lucid:
1. Fire­wall GUI.Secu­rity comes first. Ga masuk akal kalau ser­ing ter­hubung ke inter­net tanpa penga­manan memadai. Meski UFW (Uncom­pli­cated Fire­wall) sudah terin­stall secara degault, lebih nya­man rasanya kalau kita bisa punya akses ke GUI. Jadi buka terminal.
sudo aptitude install gufw
bisa dibuka den­gan mengetik gufw di ter­mi­nal atau Sys­tem > Admin­is­tra­tion > Fire­wall Con­fig­u­ra­tion, lalu check enable.
2. Mul­ti­me­dia.Hibu­ran dong, apalagi? PPA Mul­ti­me­dia dalam Ubuntu ter­sim­pan dalam satu paket bernama Med­i­buntu (Mul­ti­me­dia, Enter­tain­ment & Dis­trac­tion in Ubuntu). Saya suka kepan­jan­gan ini, terutama kata dis­trac­tion, karena memang ini ser­ing men-distract dari peker­jaan hehe. Per­tama tam­bahkan dulu PPA Med­i­buntu ke sis­tem
sudo wget --output-document=/etc/apt/sources.list.d/medibuntu.list http://www.medibuntu.org/sources.list.d/$(lsb_release -cs).list && sudo apt-get --quiet update && sudo apt-get --yes --quiet --allow-unauthenticated install medibuntu-keyring && sudo apt-get --quiet update
Lalu ketik per­in­tah berikut untuk mem­buat paket Med­i­buntu muncul Ubuntu Sofware Center
sudo apt-get --yes install app-install-data-medibuntu apport-hooks-medibuntu
Selan­jut­nya kita butuh mengetik banyak per­in­tah untuk mem­buat Ubuntu memu­tar ham­pir semua jenis file audio atau video:
Stan­dard Codec
sudo aptitude install non-free-codecs libxine1-ffmpeg mencoder mpeg2dec vorbis-tools id3v2 mpg321 mpg123 libflac++6 ffmpeg libmp4v2-0 totem-mozilla id3tool lame nautilus-script-audio-convert libmad0 libjpeg-progs libmpcdec3 libquicktime1 flac faac faad sox ffmpeg2theora libmpeg2-4 uudeview flac libmpeg3-1 mpeg3-utils mpegdemux liba52-dev
Gstreamer
sudo aptitude install gstreamer0.10-ffmpeg gstreamer0.10-fluendo-mp3 gstreamer0.10-gnonlin gstreamer0.10-pitfdll gstreamer0.10-sdl gstreamer0.10-plugins-bad-multiverse gstreamer0.10-schroedinger gstreamer0.10-plugins-ugly-multiverse totem-gstreamer gstreamer-dbus-media-service gstreamer-tools ubuntu-restricted-extras
Flash
sudo aptitude install gsfonts gsfonts-x11 flashplugin-nonfree
Enable DVD Support
sudo aptitude install libdvdcss2
sudo /usr/share/doc/libdvdread4/./install-css.sh
3. Archiver sofwareKita perlu men­gin­stal banyak archiver soft­ware agar Ubuntu bisa men­ge­nali file rar, zip, arj, dan sebagainya.
sudo aptitude install unace rar zip unzip p7zip-full p7zip-rar shareutils uudeview mpack lha arj cabextract file-roller
4. Fire­foxUntuk men­gin­stall fire­fox versi ter­baru kita harus menam­bahkan PPA fire­fox. Kalau saya sih pre­fer PPA fire­fox sta­ble release. Jadi kita tam­bahkan dulu PPA-nya:
sudo add-apt-repository ppa:mozillateam/firefox-stable
sudo aptitude update
sudo aptitude safe-upgrade
That’s it. Fire­fox 3 pun akan otoma­tis diup­grade jadi fire­fox 7
5. JavaJava adalah pro­gram yang cukup pent­ing. Anda akan butuh Java bila hen­dak men­gin­stal down­load man­ager untuk Linux seperti Jdownloader.
sudo aptitutde install sun-java6-jre sun-java6-plugin equivs
6. Video and Audio playerSecara default Ubuntu Lucid sudah memi­liki Rhytm­box, Totem Movie Player dan VLC. SayangVLC yang terin­stall adalah VLC versi lama. Anda harus menam­bah PPA VLC dari sum­ber lain untuk upgrade ke versi ter­baru. Selain itu saya juga men­gin­stall Smplayer dan Ban­shee. Smplayer karena saya prib­adi men­gang­gap ia lebih baik diband­ing VLC, dan Ban­shee karena, well, saya tidak cukup puas den­gan Rhythm­box yang san­gat seder­hana itu. Sebelum­nya kita tam­bahkan ppa VLC versi terbaru
add-apt-repository ppa:n-muench/vlc2
sudo aptitude update
sudo aptitude safe-upgrade
Install Ban­shee dan Smplayer
sudo aptitude install smplayer banshee banshee-extension-ubuntuonemusicstore libappindicator0-cil banshee-extension-appindicator banshee-extension-lyrics banshee-extension-mirage
Ketika memakai Man­driva dan Open­Suse saya meng­gu­nakan Amarok untuk audio player. Tapi saya tidak men­yarankan Anda untuk men­gin­stall Amarok di Ubuntu karena Amarok makin meng­in­te­grasikan diri den­gan KDE, semen­tara ketika beralih ke Ubuntu, saya sudah sebal den­gan KDE dan jus­tru beralih ke Gnome. Masak dekat-dekat lagi den­gan KDE lewat Amarok?
7. Image Edi­torUbuntu lucid sayangnya tidak memi­liki Gimp secara default. Pada­hal Gimp yang pal­ing mendekati kemam­puan Pho­to­shop dalam manip­u­lasi image. Untuk men­gin­stall kita juga harus menam­bahkan PPA lebih dulu
sudo add-apt-repository ppa:matthaeus123/mrw-gimp-svn
sudo aptitude update
lalu install den­gan per­in­tah berikut:
sudo aptitude install gimp gimp-data gimp-plugin-registry gimp-data-extras
8. FTP Client
Salah satu FTP klien ter­baik yang per­nah saya gunakan adalah Filezilla. Untuk install:
sudo aptitude install filezilla filezilla-common
Diak­ses dari Appli­ca­tions > Inter­net > Filezilla
9. Tor­rent client
Dulu ketika di Win­dows saya meng­gu­nakan tor­rent client seperti Azureus atau Bit­comet. Tapi Azureus (Java required) ter­lalu berat sebe­narnya. Del­uge tor­rent saja sudah cukup bagus. Untuk insta­lasi harus menam­bahkan dulu PPA Del­uge torrent
sudo add-apt-repository ppa:deluge-team/ppa
sudo aptitude update
sudo aptitude install deluge-torrent
10. Down­load Man­ager
Ada beber­apa aplikasi down­load man­ager untuk Linux. Saya prib­adi sudah per­nah meng­gu­nakan Multi­get dan Jdown­loader. Dan menu­rut Jdown­loader yang lebih bagus. Fitur yang pal­ing menye­nangkan dari Jdown­loader adalah kemam­puan­nya men­down­load dari berba­gai situs free-sharing seperti rapid­shae, megau­pload dll. Jdown­loader juga mem­bu­tuhkan Java dan harus diin­stall den­gan menam­bahkan PPA dulu.
sudo add-apt-repository ppa:jd-team/jdownloader
sudo aptitude update
sudo aptitutde install jdownloader
11. Net­work shar­ing
Shar­ing di sini meng­gu­nakan samba dan per­sonal shar­ing net­work. Caranya:
sudo aptitude install apache2.2-bin libapache2-mod-dnssd samba smbfs
Kon­fir­gurasi Samba
Sete­lah samba terin­stal, maka ting­gal melakukan kon­fir­gurasi. Anda bisa mem­buat folder sendiri yang khusus untuk shar­ing. Tapi saya prib­adi lebih suka meng­gu­nakan folder ‘Pub­lic’ yang secara default sudah ada di Ubuntu. Anda bisa tetap mem­buat folder sendiri lalu melakukan langkah kon­fig­urasi berikut untuk men-share folder.
sudo smbpasswd -a username (Nama username Anda)
sudo gedit /etc/samba/smb.conf (mengedit konfirgurasi samba)

setelah file konfirgurasi terbuka, maka kita tambahkan baris-baris berikut idealnya di bagian paling bawah dari teks di file

[Public] – nama folder, nama ini harus sama dengan nama folder yang Anda buat
path = /home/username/Public
available = yes
valid user = username
read only = no
browsable = yes
public = yes
writable = yes

Save gedit lalu keluar. Selanjutnya kita restart samba
sudo restart smbd
sudo testparm
Kalau lolos per­in­tah sudo test­parm dan tidak ada masalah, maka folder Samba di /home/username/Samba sudah bersta­tus di-share. Untuk menge­cek Anda bisa klik Sys­tem > Admin­is­tra­tion > Shared Folders.
Kalau item Shared Fold­ers tidak ada, itu karena dia masih ‘tersem­bunyi’. Untuk memu­nculkan item Shared Fold­ers di Ubuntu caranya klik Sys­tem > Pref­er­ences > Main menu, dan aktifkan di bagian Admin­is­tra­tion (Show item).
12. Men­jalankan pro­gram Win­dows di Ubuntu
Kita harus men­gin­stal Wine bila hen­dak men­jalankan pro­gram exe. Saya terutama meng­gu­nakan Wine kalau hen­dak memainkan game-game berba­sis Win­dows di Ubuntu. Di situ Wine ada list ten­tang berba­gai game yang dis­up­port. Tapi kalau game-game lama macam Age of Empire II ‚bisalah jalan di Ubuntu tanpa ada masalah.
sudo aptitude install wine
14. Web­cam
Kalau lap­top Anda memi­liki web­cam, maka salah satu pro­gram pent­ing yang harus diin­stal adalah Cheese, yang sekali­gus juga bisa mengam­bil screen shot
sudo aptitude install cheese
15. Tweak your Ubuntu
Ter­akhir adalah pro­gram bernama Ubuntu Tweak yang bisa melakukan banyak hal, mulai dari meng­ganti boot screen, melakukan berba­gai tweak dan seba­gainya. Saya san­gat men­yarankan Anda untuk men­gin­stal pro­gram ini karena mem­berikan banyak sekali info men­ge­nai berba­gai kemam­puan lain mod­i­fikasi Ubuntu. Per­tama tam­bahkan dulu PPA ter­baru, versi stabil:
sudo add-apt-repository ppa:tualatrix/ppa
sudo aptitude install ubuntu-tweak
Bisa dibuka di Appli­ca­tions > Sys­tem Tools > Ubuntu Tweak
Begitu dulu guide-nya. Sebe­narnya masih ada hal-hal lain yang juga pent­ing seperti backup pro­gram dan seba­gainya. Tapi saya pikir itu bisa nanti. Yang jelas, berba­gai pro­gram di atas ini saya pikir adalah program-program stan­dar yang saya instal pasca insta­lasi Ubuntu Lucid dana saya pikir mem­buat kom­puter benar-benar berfungsi opti­mal. Ada unsur hibu­ran, secu­rity, shar­ing dll.
Dampaknya bagi saya prib­adi adalah Ubuntu terasa lebih advanced diband­ing Win­dows, dan sekarang saya jadi makin jarang login ke Windows.*

Tidak ada komentar: